Koneksi Antar Materi Modul 2.1

Meningkatkan Hasil Belajar dengan Pembelajaran Berdiferensiasi: Sebuah Pendekatan yang Efektif


A.     Pendahuluan

Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu pendekatan yang didesain untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa di dalam kelas. Hal ini memberikan peluang kepada setiap siswa untuk belajar sesuai dengan tingkat kemampuan, minat, dan gaya belajarnya masing-masing. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi, bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas, dan mengapa ini sangat penting dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

B.      Pembelajaran Berdiferensiasi:

a.      Apa dan Bagaimana?

Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu strategi pengajaran yang memungkinkan guru untuk merespons perbedaan dalam kemampuan dan kebutuhan siswa. Ini melibatkan adaptasi materi, metode, dan penilaian sesuai dengan karakteristik individu siswa. Langkah-langkah yang dapat diambil untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas meliputi:

1.       Mengidentifikasi kebutuhan siswa: Guru perlu memahami kemampuan, minat, dan gaya belajar setiap siswa. Ini bisa dilakukan melalui pengamatan, tes, percakapan individu, atau penilaian formatif.

2.       Mengadaptasi materi: Guru harus memodifikasi kurikulum atau materi ajar agar sesuai dengan tingkat pemahaman dan minat siswa. Hal ini bisa berarti menambahkan materi tambahan untuk siswa yang lebih cepat belajar atau menyederhanakan materi untuk siswa yang membutuhkan dukungan ekstra.

3.      Memvariasikan metode pengajaran: Guru dapat menggunakan berbagai strategi pengajaran, seperti diskusi kelompok, proyek individu, atau kerja kelompok, sesuai dengan preferensi dan kebutuhan siswa.

4.      Penilaian yang berbeda: Guru perlu mengevaluasi siswa dengan berbagai metode penilaian yang sesuai dengan kemampuan mereka. Ini bisa termasuk ujian tertulis, proyek kreatif, atau penugasan praktis.

 

b.      Mengapa Pentingnya Pembelajaran Berdiferensiasi?

Pembelajaran berdiferensiasi memiliki beberapa manfaat penting dalam konteks pendidikan:

1.       Memenuhi kebutuhan belajar individu: Setiap siswa memiliki gaya belajar dan kecepatan belajar yang berbeda. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat memastikan bahwa setiap siswa mendapat peluang untuk belajar sesuai dengan tingkatnya.

2.       Meningkatkan motivasi dan partisipasi: Ketika siswa merasa bahwa pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan mereka, mereka lebih cenderung termotivasi dan berpartisipasi aktif dalam proses belajar.

3.      Pencapaian hasil belajar yang optimal: Pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu siswa mencapai hasil belajar yang optimal karena mereka diajak untuk mengembangkan kemampuan mereka secara individual.

 

C.      Kaitan dengan Program Pendidikan Guru Penggerak

Pembelajaran berdiferensiasi adalah konsep yang sangat relevan dengan Program Pendidikan Guru Penggerak. Program ini bertujuan untuk melatih guru-guru yang berkualitas dan mampu mengatasi tantangan dalam dunia pendidikan. Dalam konteks ini, pembelajaran berdiferensiasi membantu guru untuk lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan beragam siswa di kelas mereka. Guru penggerak yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa mereka, meningkatkan motivasi siswa, dan mencapai hasil belajar yang optimal.

 

D.    Kesimpulan

Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu pendekatan yang esensial dalam pendidikan modern yang memungkinkan guru untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa. Dengan mengidentifikasi kebutuhan siswa, mengadaptasi materi, memvariasikan metode pengajaran, dan menggunakan penilaian yang berbeda, guru dapat mencapai hasil belajar yang optimal dan memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna. Terutama dalam konteks Program Pendidikan Guru Penggerak, pembelajaran berdiferensiasi menjadi komponen penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh negeri.

 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.4

 

ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.4

MEMBANGUNI BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH MELALUI DISEMINASI DI SMAI NFBS LEMBANG

Oleh : VINA LUSIANA

Calon Guru Penggerak Angkatan 9

SMAI Nurul Fikri Boarding School Lembang

 

A.              A.      LATAR BELAKANG

Budaya positif di sekolah adalah aspek penting dalam meningkatkan pembelajaran dan kesejahteraan siswa. Tujuan dari rancangan tindakan ini adalah menciptakan lingkungan di mana siswa merasa didukung, termotivasi, dan disiplin positif diterapkan. Tindakan ini akan difokuskan pada membangun keyakinan kelas dan meningkatkan desiminasi pengetahuan budaya positif kepada siswa dan rekan keja (Guru dan Staf) sekolah

Budaya sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk lingkungan belajar yang sehat dan produktif. Budaya positif di sekolah merupakan fondasi bagi perkembangan siswa, kualitas pengajaran, serta keberhasilan secara keseluruhan. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan tujuan dari budaya positif di sekolah, tolok ukur keberhasilannya, linimasa tindakan yang perlu diikuti, dukungan yang dibutuhkan, serta memberikan contoh aksi nyata dan hasilnya.

B.      TUJUAN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH

Tujuan utama dari budaya positif di sekolah adalah menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan pribadi, perkembangan akademik, serta kebahagiaan siswa. Dengan menciptakan budaya yang mempromosikan rasa percaya diri, empati, kerja sama, dan sikap positif, sekolah dapat membantu siswa mengatasi tantangan, memaksimalkan potensi mereka, dan meraih keberhasilan dalam kehidupan.

Tujuan Membangun budaya positif yaitu:

  1. Menciptakan budaya positif di sekolah yang mendukung pembelajaran dan pertumbuhan siswa.
  2. Membangun keyakinan kelas di antara guru untuk menciptakan lingkungan yang inklusif, aman, dan positif.
  3. Meningkatkan desiminasi pengetahuan budaya positif kepada guru dan staf sekolah. 

C.   TOLOK UKUR KEBERHASILAN

Untuk mengukur keberhasilan budaya positif di sekolah, ada beberapa tolok ukur yang dapat digunakan:

  1. Tingkat Kehadiran: Tingkat absensi siswa yang rendah menunjukkan bahwa siswa merasa nyaman dan terlibat di sekolah.
  2. Peningkatan Prestasi Akademik: Budaya positif dapat memotivasi siswa untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam ujian dan tugas.
  3. Pengurangan Perilaku Disruptif: Berkurangnya insiden perilaku gangguan menunjukkan bahwa siswa merasa diberdayakan dan dihargai di sekolah.
  4. Survei Siswa dan Orang Tua: Melibatkan siswa dan orang tua dalam survei tentang suasana sekolah dan kepuasan mereka.
  5. Pengembangan Keterampilan Sosial: Mengukur peningkatan keterampilan sosial, seperti empati, kerja sama, dan pemecahan masalah.

D.      LINIMASA TINDAKAN

Untuk menciptakan budaya positif di sekolah, langkah-langkah berikut dapat diikuti:

  1. Identifikasi dan bentuk stategi penerapan dan implementasi budaya positif.
  2. Lakukan evaluasi awal budaya sekolah dan identifikasi area yang perlu perbaikan.
  3. Selenggarakan pelatihan tentang budaya positif untuk semua guru dan staf sekolah.
  4. Mulai mempromosikan keyakinan kelas di siswa kelas xi.4 dan diperluas untuk seluruh siswa
  5. Mulai mempromosikan keyakinan kelas di antara guru melalui pertemuan dan kolaborasi.
  6. Implementasikan tindakan disiplin positif, dengan fokus pada penghargaan dan hukuman yang bijak.
  7. Mulai memantau data kehadiran siswa dan perilaku.
  8. Bentuk kelompok kerja yang akan fokus pada komunikasi dengan orang tua dan masyarakat.
  9. Selenggarakan pertemuan orang tua untuk membagikan informasi tentang budaya positif.
  10. Tinjau kembali progress dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
  11. Selenggarakan pertemuan evaluasi dengan guru dan staf sekolah untuk mendapatkan umpan balik.

 

E.       DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

Untuk mencapai budaya positif di sekolah, beberapa dukungan penting diperlukan:

  1. Sumber Daya Manusia: Kepala Sekolah, guru dan staf sekolah dalam pelatihan dan implementasi tindakan disiplin positif.
  2. Materi Sumber Daya: Memastikan ada materi, buku pedoman, dan sumber daya yang relevan tentang budaya positif yang dapat digunakan oleh guru.
  3. Waktu: Memberikan waktu untuk pelatihan dan kolaborasi antara guru dan staf sekolah.
  4. Dukungan Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam mendukung budaya positif di sekolah.
  5. Pengawasan dan Evaluasi: Membangun sistem pemantauan dan evaluasi yang efektif untuk memantau kemajuan dan menilai efektivitas tindakan.

 

F.       DESKRIPSI AKSI NYATA

Program aksi nyata yang saya lakukan dalam mengajak seluruh warga sekolah untuk membangun budaya positif adalah melakukan deseminasi kepada rekan guru dan warga sekolah khususnya walikelas untuk membuat keyakinan kelas. Hal ini dilakukan karena untuk menerapkan restitusi untuk menyelesaikan masalah secara positif tanpa ada yang diragukan. Dalam restitusi siswa diajak Kembali untuk mengingat Kembali keyakina kelas agar siswa sendirinya yang memberikan pendapat dalam menyelesaikan masalah yang dibuat atau dihadapinya tanpa paksaan dan tekanan dari guru maupun peminpin sekolah

Selanjutnya aksi nyata yang telah dilakukan disiswa yaitu memperkenalkan budaya positif mengajak mebuat kesepakatan kelas dan dari kesepakatan kelas tersebut guru membuat keyakinan kelas sesuai dengan kesepakan yang mereka sepakti Bersama tanpa ada paksaan atau tekanan dari seorang guru.

Berikut Link Video Aksi Nyata yang telah dilakukan:

    

G. HASIL DARI AKSI NYATA


Hasil aksi nyata yang telah selesai dilakukan adalah membuat keyakinan kelas yang disepakati bersama, berikut keyakina kelas yang telah disepakati oleh guru dan siswa.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

VISI GURU PENGGERAK

 Assalamualaikum Wr Wb

Saya akan menceritakan aksi nyata modul 1.3 Visi Guru Penggerak yang telah saya lakukan di sekolah, Visi SMA NFBSL sesuai dengan visi guru penggerak yang akan saya jabarkan kedalam bentuk prakarsa perubahan yaitu mewujudka generasi yang sholeh, memiliki pemahaman syar’i dan kompetensi di bidang sains dan teknologi, serta jiwa kepemimpinan. Dalam hal ini prakarsa perubahan yang saya lakukan adalah “Meningkatkan Budaya Literasi Siswa pada Kompetensi Sains dan Teknologi dalam Program Karya Tulis Ilmiah Inovatif”prakarsa ini saya angkat karena saya merupakan penanggung jawab KTI di sekolah saya.

Beberapa Tahapan yang saya lakukan di aksi nyata ini yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan dan Refleksi (untuk melihat kebermanfaatan KTI bagi keperpihakannya kepada murid)

Pada Tahap Perecanaan

1. saya berdiskusi , meminta saran dan berkolaborasi terkait visi perubahan yang ingin saya terapkan dalam KTI Sekolah, alhamdulillah tanggapan sangat positif dan beliau sunggung memberi suport yang besar buat visi ini

2. saya juga berkolaborasi dan meminta bimbingan dan juga arahan terkait visi perubahan yang akan saya terapkan. Beliau sangat mensuport

3. saya juga berkolaborasi bersama rekan kerja, teman teman sangat mendukung dang menyatakan kebermanfaatan KTi bagi siswa

4. Melakukan diskusi dan kolaborasi kepada pembina terkait apa dan bagaimana hal yang terbaik untuk dilakukan agar KTI inovasi berhasil ditrepkan pada siswa

Dari hasil diskusi, kolaborasi dan arahan kepsek juga wakasek maka tercetuslah Proyek KTI INOVASI yang diterapkan dalam 

PRAMUKA

SRA (SEKOLAH RAMAH ANAK)

SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA (SPAB)

ADIWIYATA

KIMIA TEKNOLOGI

FISIKA TEKNOLOGI

BIOLOGI TEKNOLOGI

Selanjutnya yang saya lakukan adalah melakukan sosialisasi KTI yang telah didiskusikan sebelumnya.

Program KTI ini disosialisasikan ke seluruh siswa kelas XI

Tahap Pelaksanaan

Dalam pelaksanaannya, sebenarnya memerlukan  waktu yang cukup lama sekitar 6 bulan,  selama bimbingan siswa dibimbing oleh guru dalam waktu 70 menit pertemuan. Selama pertemuan tersebut siswa diarahkan melakukan penelitian dan penulisan yang standar kaidah penulisan KTI. 

Untuk memastikan mereka siap di sidang, maka seminggu sebelum sidang dilakukan intensif bimbingan dari pagi hingga sore bersama guru pembimbing, ALhamdulillah setelah selama epekan Intensif Bimbingan KTI maka KTI  yang telah dibuat siswa dipastikan dapat menjadi KTI Layak Sidang

Berikut beberapa  KTI yang siap dan layak untuk dilakukannya sidang KTI



PRESENTASI SIDANG KTI



Saat sidang siswa diberikan kebebasan dan keluasan dalam mempresentasikan hasil karya KTI yang telah mereka lakukan. Dalam sidang dibagikan beberapa ruang dengan masing-masing penguji mendapatkan 2-3 kelompok siswa yang di uji, Setiap Kelompok maju satu persatu dan mempresentasikan hasil karya mereka dengan semnagat dan antusias, selanjutnya mereka diberikan pertanyaan oleh penguji untuk memastikan bahwa KTI yang mereka buat adalah asli tidak plagiarisme

Tahap Refleksi

Berikut Refleksi dari Beberapa siswa :

“Program KTI adalah program yang  sangat bermanfaat bagi kehidupan kita, semakin banyak literasi maka semakin banyak tulisan yang dapat dibuat, sehingga hasil yang didapatkan juga sangat memuaskan dan mendapatkan nilai terbaik saat sidang” (Khalisah)

“Program KTI sangat membantu saya menyusun dan mengatur kata kata yang ilmiah sehingga sesuai dengan karya tulis ilmiah, manfaat yang saya dapatkan sangat banyak. Saya faham bagaimana melakukan penelitian yang baik dan tahap-tahapnya. Semoga membantu saya saat skripsi nanti ” (Yoga)

“Walaupun membuat KTI tidak semudah yang dibayangkan, ditambah juga dengan agenda OSIS sempat membuat saya pusing, tapi saya tetap semangat dan dengan bimbingan pembina saya dapat menyelesaikan tulisan KTI dan alhamdulillah saya mendapatkan nilai yang sangat bagus ditulisan saya. yeyyy” (Jauda)

Demikian aksi nyata prakarsa perubahan yang saya lakukan di KTI Inovatif

Assalamualaikum wr wb






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

Sumber: https://www.guruyung.web.id/2021/05/filosofi-pendidikan-menurut-ki-hadjar.html

Durasi : 2 JP (90menit) 
Moda: Mandiri 
Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta mampu membuat kesimpulan dan refleksi pengetahuan dan pengalaman baru yang dipelajari dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP) 

Pada fase ini Anda diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi dari Pembelajaran 1 hingga Pembelajaran 6 dan membuat sebuah koneksi antar materi yang sudah Anda pelajari. 

Berikut Kesimpulan dan Refleksi Modul yang saya sajikan sesuai pertanyaan Pemantik di tugas 11.a.8 

Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?
Belajar dan Terus Belajar menjadi guru yang berpihak dan menghamba pada Murid.


Apa yang ada Anda ketahui tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan dan pengajaran? 

Ki Hadjar Dewantara atau yang dikenal dengan nama Soewardi Soerjaningrat adalah seorang tokoh pendidikan Indonesia yang lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri Taman Siswa, sekolah pertama yang dibuka di Indonesia dengan visi pendidikan yang menghargai keberagaman dan mengajarkan kecakapan hidup. Ki Hadjar Dewantara memiliki visi pendidikan dan pengajaran yang progresif. Menurutnya, pendidikan harus menjadi hak setiap orang dan tidak boleh terbatas pada golongan tertentu saja. Selain itu, ia juga berpendapat bahwa pendidikan harus memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Ki Hadjar Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan yang berkualitas dan menghargai keberagaman siswa. Ia percaya bahwa pengajaran yang efektif harus mampu menyesuaikan dengan kebutuhan siswa dan memberikan ruang bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Ki Hadjar Dewantara juga menekankan pentingnya pengembangan keterampilan praktis bagi siswa, terutama di bidang pertanian dan industri. Menurutnya, keterampilan praktis ini akan membantu siswa untuk mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat.Secara keseluruhan, pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran sangat progresif dan menekankan pentingnya kebebasan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Ia percaya bahwa pendidikan harus memberikan kemampuan yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari siswa dan masyarakat. 


  Apa relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini dan konteks pendidikan di sekolah Anda secara khusus? 
  Keimanan dan Ketaqwaan 
Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya pembentukan akhlak dan keimanan sebagai bagian integral dari pendidikan. Di tengah laju modernisasi, nilai-nilai keagamaan masih harus ditanamkan kepada generasi muda. Di sekolah kami, kami mengintegrasikan pendekatan ini dengan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler berbasis nilai-nilai agama, memberikan ruang bagi siswa untuk memahami dan menerapkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. 

  Pembentukan Karakter atau Akhlak Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pembentukan karakter yang baik melalui pendidikan sangat relevan dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini. Karakter yang kuat membentuk individu yang bertanggung jawab dan memiliki etika yang baik. Di sekolah kami, pendidikan karakter menjadi fokus penting dalam kurikulum, dengan pengajaran tentang nilai-nilai seperti integritas, kerja sama, dan empati melalui berbagai aktivitas pembelajaran dan projek sosial. 

  Pembentukan Jiwa Mandiri atau Merdeka 
Ki Hajar Dewantara mengajarkan tentang pentingnya membentuk jiwa yang mandiri dan merdeka. Hal ini sejalan dengan semangat kemandirian yang ditanamkan dalam kurikulum pendidikan di Indonesia saat ini. Di sekolah kami, kami mendorong siswa untuk mengambil inisiatif dalam pembelajaran dan mengembangkan kemampuan problem-solving. Dengan memberikan siswa tanggung jawab dalam pengelolaan kegiatan sekolah, mereka diajak untuk menjadi individu yang mandiri dan berpikiran kreati Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya pembentukan akhlak dan keimanan sebagai bagian integral dari pendidikan. Di tengah laju modernisasi, nilai-nilai keagamaan masih harus ditanamkan kepada generasi muda. Di sekolah kami, kami mengintegrasikan pendekatan ini dengan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler berbasis nilai-nilai agama, memberikan ruang bagi siswa untuk memahami dan menerapkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. 

  Pembentukan Karakter atau Akhlak 
Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pembentukan karakter yang baik melalui pendidikan sangat relevan dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini. Karakter yang kuat membentuk individu yang bertanggung jawab dan memiliki etika yang baik. Di sekolah kami, pendidikan karakter menjadi fokus penting dalam kurikulum, dengan pengajaran tentang nilai-nilai seperti integritas, kerja sama, dan empati melalui berbagai aktivitas pembelajaran dan projek sosial. 

  Pembentukan Jiwa Mandiri atau Merdeka 
Ki Hajar Dewantara mengajarkan tentang pentingnya membentuk jiwa yang mandiri dan merdeka. Hal ini sejalan dengan semangat kemandirian yang ditanamkan dalam kurikulum pendidikan di Indonesia saat ini. Di sekolah kami, kami mendorong siswa untuk mengambil inisiatif dalam pembelajaran dan mengembangkan kemampuan problem-solving. Dengan memberikan siswa tanggung jawab dalam pengelolaan kegiatan sekolah, mereka diajak untuk menjadi individu yang mandiri dan berpikiran kreati 

  Apakah Anda merasa sudah melaksanakan pemikiran KHD dan memiliki kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru? 
Sebagai guru, saya sudah mulai berusaha melaksanakan pemikiran-pemikiran KHD dalam pembelajaran. Hanya saja, memang saya belum bisa menerapkan semua pemikiran-pemikiran KHD di bidang pendidikan tersebut. Namun, saya yakin dengan sedikit demi sedikit menerapkan hasil pemikiran KHD tersebut, lama kelamaan saya akan terbiasa dan membiasakan pembelajaran yang sesuai dengan pemikiran KHD. Saya terkadang merasa belum memiliki kemerdekaan karena masih terikat tuntutan materi untuk persiapan asesmen/ujian yang biasanya soalnya dibuat terpusat di kabupaten. 

  Harapan dan Ekspektasi 
Setelah mempelajari modul I, saya berharap sebagai seorang pendidik bisa menerapkan pemikiran-pemikiran KHD secara menyeluruh dalam pembelajaran. Dengan penerapan pemikiran KHD, saya yakin bisa menjadi guru yang merdeka dalam mengajar. Dengan merdeka mengajar, saya akan lebih menikmati proses pembelajaran dan tugas mengajar menjadi sesuatu yang membahagiakan dan tentunya bukan suatu beban. Harapan saya kepada murid-murid setelah saya mempelajari modul ini adalah murid bisa mengoptimalkan potensi yang ada di dalam dirinya. Mereka bisa belajar tanpa adanya tekanan. Mereka bisa mendapatkan pembelajaran bermakna, yakni pembelajaran yang bisa dirasakan manfaatnya oleh para siswa. Kegiatan yang saya harapkan dalam modul ini adalah kegiatan kolaborasi yang ke depannya memberi pengalaman berharga bagi saya. Materi yang saya harapkan dalam modul ini adalah materi-materi yang memudahkan saya untuk membuat pembelajaran lebih bermakna. Sementara itu, manfaat yang saya harapkan setelah mempelajari modul ini adalah saya bisa memahami pemikiran-pemikiran KHD dan bisa menerapkannya dalam pembelajaran secara nyata.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Online Learning versi SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang

 Online Learning versi SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang

        Perubahan di masa pandemi covid 19 ini sangat banyak berpengaruh di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk dalam bidang pendidikan. Pembelajaran yang umumnya dilakukan secara tatap muka berubah menjadi pembelajaran online (online learning). Semua sistem pendidikan secara otomatis melakukan pembelajaran dengan sistem digitalisasi atau biasa kita sebut sebagai Learning Management System mulai dari pemberian materi, video pembelajaran, penugasan, presensi kehadiran, penilaian dan sebagainya dilakukan melalui LMS. Pembelajaran online dapat kita lakukan secara Synchronous atau Asynchronous tergantung dari sulit atau tidaknya penyerapan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Pembelajaran online memberikan banyak dampak positif dalam meningkatkan inovasi mengajar seorang guru, namun juga tidak sedikit efek negatif yang ditimbulkannya seperti guru tidak mampu memastikan apakah siswa faham atau tidak dalam setiap pertemuan di sesi pembelajaran, guru tidak mampu menebak siswa apakah dia benar-benar belajar dan memperhatikan atau bermain game online saat penyampaian materi di tatap muka online, begitu juga saat pemberian penugasan atau pengambilan penilaian secara online, guru juga tidak mampu mendeteksi siswa apakah siswa mengerjakan mandiri tugasnya atau dikerjakan orang lain atau mencontek dari hasil telusuran di beberapa website pembelajaran yang ada di google.
        Berdasarkan temuan di atas, lantas bagaimana efektivitas online learning yang ada di SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang? Sama seperti sekolah pada umumnya, SMAI NFBSL (SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang) juga menerapkan hal yang sama mulai dari adanya LMS SMAI NFBSL, memanfaatkan akun pembelajaran belajar.id hingga semua aplikasi online yang menarik yang dapat digunakan dalam pembelajaran online sehingga pembelajaran dikelas semakin lebih asyik, menyenangkan dan bermakna walau hanya dapat bertatap muka melalui zoom atau G meet. Pada awal terjadinya Pandemi covid-19, SMAI NFBSL memulai pembelajaran tatap muka online atau sinkron menggunakan aplikasi Zoom Meeting, sementara pembelajaran asinkronnya menggunakan aplikasi Google Classroom dengan akun Google masing-masing guru dan juga menggunakan LMS khusus SMAI NFBSL, pada saat itu LMS tersebut masih dibangun fitur-fiturnya yang relevan dan dapat digunakan untuk presensi, pembelajaran dan penilaian. Pembelajaran online tersebut terjadi sekitar 1 semester. Kemudian, di semester selanjutnya saat tahun ajaran baru akun google sudah menggunakan akun dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau sering disebut sebagai akun belajar.id.                     Peralihan pembelajaran ke akun belajar.id menuntut guru untuk menggunakan segala aplikasi pembelajaran yanga ada disana, seperti Google Classroom, Google form, Google Meet, Google Doc, Spreadsheet dan lainnya yang masuk ke dalam Workspace education. Pembelajaran menggunakan belajar.id terus digunakan hingga sekarang. Namun, di masa new normal pemerintah memberlakukan sekolah tatap muka terbatas. Saat adanya instruksi pemerintah tersebut SMAI NFBSL memberanikan diri membuka pembelajaran secara full di kelas. Sehingga beberapa siswa yang mulai jenuh dengan pembelajaran online berbondong-bondong datang ke sekolah demi mencapai pembelajaran yang sempurna terlebih lagi bagi siswa sudah berada di kelas XII, mereka dituntut untuk lebih fokus dalam belajar agar dengan mudah menaklukan materi dan tes UTBK sehingga nanti mampu masuk di universitas favorit pilihan mereka. Dari seluruh siswa SMAI NFBSL yang hadir ke sekolah adalah siswa yang memang secara fisik dan psikis siap untuk melakukan pembelajaran tatap muka, beberapa siswa yang belum siap secara fisik dan psikis lebih memilih tetap belajar online. Karena keadaan tersebut maka siswa SMAI NFBSL terbagi menjadi 2 kategori yaitu Siswa tatap muka langsung (offline) dan siswa pilihan dengan tetap pembelajaran online.
        Pihak sekolah harus banyak mempertimbangkan keadaan yang ada, karena tidak semua siswa berada di NF dalam keadaan tersebut maka Kepala Sekolah beserta jajarannya mengambil keputusan untuk melakukan pembelajaran dengan model hybrid learning. Di awal-awal diberlakukannya hybrid learning, sekolah menyediakan PC yang kompeten sehingga saat pembelajaran hybrid diberlakukan siswa di rumah dan di kelas mendapatkan pemahaman materi yang utuh baik yang di rumah maupun yang di kelas. Namun, dikarenakan kamera PC terbatas pada satu layar papan tulis saja, maka beberapa guru melakukan inovasi dalam pembelajaran hybrid dengan PC yang sama yaitu untuk anak online guru tetap melakukan pembelajaran online seperti biasanya, guru share screen dan menjelaskan materi melalui hasil tampilan screen. Nah, untuk yang di kelas menggunakan tembak layar ke papan tulis (infokus) agar siswa di kelas juga dapat melihat hasil presentasi di papan tulis yang ada di kelas. Khusus untuk mata pelajaran eksak yang membutuhkan alat tulis menulis dalam penyampaian materi,
biasanya guru menggunakan e-pen dan menulisnya langsung di slide (presentasi), screen yang ada di layar monitor dan di papan tulis siswa juga dapat melihat hasil tulisan atau penjelasan guru di papan tulis dari hasil tembak layar tadi. Alhamdulillah materi tersampaikan dengan baik dan siswa mendapatkan materi secara utuh dan menyeluruh tanpa harus di pisahkan oleh jarak dan waktu.
        Untuk pemberian tugas, guru mengirim file materi yang sudah disampaikan, video pembelajaran dan penilaian, SMAI NFBSL ke Google Classroom yang di buka melalui akun belajar.id. Bentuk tugas, modul, Penilaian dikembalikan ke masing-masing guru pengampu mata pelajaran. Selain menggunakan aplikasi yang ada di belajar.id (Google Workspace Education), guru juga menggunakan aplikasi tambahan seperti quizizz, mentimeter, nearpod dan yang sejenisnya. Tujuan setiap penggunaan aplikasi
tersebut adalah hanya ingin membuat siswa fokus, menyenangkan dan belajar bermakna di saat pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan ujian seperti PTS dan PAS maka SMAI NFBSL menggunakan aplikasi khusus ujian yaitu Moca.
Selain pembelajaran dan penilaian yang tersebut diatas, guru juga dapat mengirimkan modul dan video pembelajaran, presensi kehadiran guru dan kehadiran siswa di LMS SMAI NFBSL, sehingga setiap kejadian terekam dengan baik dalam sistem tersebut. Termasuk melihat efektifitas pembelajaran yang dilaksanakan di setiap sesi pertemuan, guru diwajibkan mencantumkan di LMS tersebut. Sehingga Kepala Sekolah pun dapat melihat secara langsung kejadian yang terjadi di kelas maupun diluar kelas dari tulisan yang di buat guru di LMS. Begitu pula dalam pemberian reward dan punishment bagi siswa, semua terekam dengan baik di LMS SMAI NFBSL.
        Demikian pantauan singkat saya sebagai guru di SMAI NFBSL selama pembelajaran di masa pandemi ini, pasti saya masih banyak kekurangan dalam menulis dan memceritakan kembali dalam bahasa murni saya. Semoga bermanfaat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BEST PRACTICE PENGGUNAAN YOUTUBE, GOOGLE FORMS DAN LIFEWORKSHEETS


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengedit Video Pembelajaran Menggunakan Kinemaster

Hari 5.
Pada pelatihan kali ini, saya mencoba membuat video pembelajaran menggunakan aplikasi KINEMASTER, di sini saya belajar cara mengedit video pembelajaran yang sudah saya persiakan bahan-bahannya saat melengkapi tugas materi 3 dan 4 yang sebelumnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS